Thursday, October 16, 2014

Filled Under:

PAKSA ML PRAMUGARI CANTIK 
Malam telah larut dimana jarum jam
menunjukkan pukul 23.15. Suasana
sepi menyelimuti sebuah kost-kostan
yang terletak beberapa kilometer dari
Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi
tempat favorit bagi siapa saja yang
menginginkan suasana tenang dan
sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah
kamar mencapai 30 kamar itu terasa
sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa
kamar saja yang sudah ditempati,
sehingga suasananya dikala siang atau
malam cukup lengang. Saat itu hujan
turun lumayan deras, akan tetapi
nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring
dengan turunnya air hujan,air mata
Dinda juga mulai turun berlinang disaat
lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya
yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam
kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus
asaan dan takut datang menyelimuti
dirinya. Beberapa menit yang lalu
secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh
seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari
sebuah tugas penerbangan. Kedua
tangannya langsung diikat kebelakang
dengan seutas tali,mulutnya disumpal
dengan kain dan setelah itu tubuhnya
dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta
pertolongan kepada teman-temannya
akan tetapi kendaraan antar jemput
yang tadi mengantarkannya sepertinya
sudah jauh pergi meninggalkan kost-
kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya
sesama karyawan. Dinda Fitria Septiani
adalah seorang Pramugari pada
sebuah penerbangan swasta, usianya
baru menginjak 19 tahun wajahnya
cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang
cantik ini sangat memudahkan baginya
untuk diterima bekerja sebagai
seorang pramugari. Demikian pula
dengan karirnya dalam waktu yang
singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di
perusahaan penerbangan itu. Banyak
lelaki yang berusaha merebut hatinya,
baik itu sesama karyawan ditempatnya
bekerja atau kawan-kawan lainya.
Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus
maksud-maksud dari para lelaki itu
ditolaknya. Akan tetapi tidak semua
lelaki memahami atas sikap dari Dinda
itu. Paul adalah salah satu dari orang
yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama
dengan seorang temannya telah
melakukan seuatu perhitungan
terhadap Dinda. Rencana busuk
dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap
Dinda dikamar kostnya. Paul adalah
satu dari sekian banyaknya lelaki yang
menaruh hati kepada dirinya, akan
tetapi Paul bukanlah seseorang yang
dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang
karyawan penerbangan ditempatnya
bekerja atau kawan-kawannya yang
lain, melainkan dia adalah seorang
tukang batu yang bekerja dibelakang
kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan
melebihi usia ayah Dinda itu lebih
sering
menghalalkan segala cara dalam
mendapatkan sesuatu, maklumlah dia
bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun
cenderung kasar, karena memang dia
hidup dilingkungan orang-orang yang
bertabiat kasar. “Huh rasakan kau
gadis sombong !”, bentaknya kepada
Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.”Aku dapatkan kau
sekarang….!”, lanjutnya. Sejak
perjumpaannya pertama dengan Dinda
beberapa bulan yang lalu, Paul
langsung jatuh hati kepada Dinda.
Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga
selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya
sebagai istri yang ke-4. Bak bukit
merindukan bulan, Paul tidak berdaya
untuk mewujudkan impiannya itu.
Predikatnya sebagai tukang batu, duda
dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun,lusuh dan miskin
menghanyutkan impiannya untuk
dapat mendekati sang bidadari itu.
Terlebih-lebih ada beberapa kali
kejadian yang sangat menyakitkan
hatinya terkait dengan Dinda sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur
sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan
mata Dindapun selalu sinis terhadap
dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul
tumbuh subur rasa benci terhadap
Dinda, penilaian terhadapnyapun
berubah, rasa kagumnya telah
berubah menjadi benci namun gairah
nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur
menghantui dirinya selama ini.
Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas
untuk melampiaskan nafsunya itu,
kalaupun cintanya tidak dapat
setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul
melakukan aksi nekat, diapun
membulatkan hatinya untuk memberi
pelajaran kepada Dinda sekaligus
melampiaskan nafsunya yang selama
ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah
tergeletak dihadapannya, air
matanyapun telah membasahi
wajahnya yang putih bersih itu. “Lihat
aku, cewek bangsat…..!”, hardiknya
seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya.
“Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan
oleh kain yang menyumpal dimulutnya,
mata Dinda pun melotot ketika
menyadari bahwa saat ini dia telah
berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung
ciut dan tergetar tatkala Paul
yang berada dihadapannya tertawa
penuh dengan kemenangan,
“Hahaha….malam ini kamu jadi
pemuasku, gadis cantik”. Keringatpun langsung mengucur deras
membasahi tubuh Dinda, wajahnya
nampak tersirat rasa takut yang dalam,
dia menyadari betul akan apa- apa
yang bakal terjadi terhadap dirinya.
Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa
sesal mulai hadir didalam hatinya, akan
sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati
terhadap Paul. Kini dihadapan Dinda,
Paul mulai melepaskan baju kumalnya
satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah
abad lebih, namun karena
pekerjaannya sebagai buruh kasar
maka Paul memiliki tubuh yang atletis,
badannya hitam legam dan
kekar,beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut
Dinda, disaat paul mulai mendekat
ketubuhnya. Tangan kanannya
memegang batang kemaluannya yang
telah tegak berdiri itu dan
diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan
wajahnya, namun tangan kiri Paul
secepat kilat mencengkram erat kepala
Dinda dan mengalihkannya lagi persis
menghadap ke batang kemaluannya..
Dan setelah itu dioles- oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda,
dengan tubuh yang bergetar Dinda
hanya bisa memejamkan matanya
dengan erat karena merasa ngeri dan
jijik diperlakukan seperti itu. Sementara
kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan
Paul. “Ahhh….perkenalkan rudal gue ini
sayang…..akhhh….” ujarnya sambil
terus mengoles-oleskan batang
kemaluannya diwajah Dinda, memutar-
mutar dibagian pipi, dibagian mata,
dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah
menikmati kehalusan wajah Dinda. “Hai
cantik !….sekarang sudah kenal kan
dengan tongkol gue ini, seberapa
mahal sih wajah cantik elo itu hah ?
sekarang kena deh ama tongkol gue ini….”, sambungnya. Setelah puas
dengan itu, kini Paul mendorong tubuh
Dinda hingga kembali terjatuh
kekasurnya. Sejenak dikaguminya
tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya
ditempat tidurnya itu. Baju seragam pramugarinya masih melekat rapi
dibadannya. Baju dalaman putih
dengan
dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup
oleh blazer yang berwarna kuning tua
serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan
birahi Paul, apalagi roknya agak
tersingkap hingga pahanya yang putih
mulus itu terlihat. Rambutnya yang
panjang sebahu masih digelung
sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan
lagi. “Hmmpphhh…mmhhh…”,
sepertinya Dinda ingin mengucapkan
sesuatu kepadanya, tapi apa
perdulinya paling-paling cuma
permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini
diputarnya tubuh Dinda menjadi
tengkurap, kedua tangannya yang
terikat kebelakang menempel
dipunggung sementara dada dan
wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-
usap bagian pantat Dinda, dirasakan
olehnya pantat Dinda yang sekal.
Sesekali tangannya menyabet bagian
itu bagai seorang ibu yang tengah
menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar
Paul sambil terus mengusap-usap dan
memijit- mijit pantat Dinda. Dinda hanya
diam pasrah, sementara tangisannya
terus terdengar. Tangisnya terdengar
semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap
kaki Dinda mulai dari betis naik terus
kebagian paha dan akhirnya
menyusup masuk kedalam roknya
hingga menyentuh kebagian
selangkangannya. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan
kanan Paul, yaitu jari tengahnya
menyusup masuk kecelana dalamnya
dan langsung menyentuh
kemaluannya. Kontan saja hal ini
membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-
ronta, namun jari tengah Paul tadi
langsung menusuk lobang kemaluan
Dinda. “Egghhmmmmm…….”,Dinda
menjerit badannya mengejang tatkala
jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun
langsung menggeliat- geliat seperti
cacing kepanasan, ketika Paul
memainkan jarinya itu didalam lobang
kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus dikorek-
koreknyalah lobang kemaluan Dinda,
sementara itu badan Dinda menggeliat-
geliat jadinya, matanya merem-melek,
mulutnya mengeluarkan rintihan-
rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu
“Ehhmmmppphhh….mmpphhhh….. “.
Setelah beberapa menit lamanya,
kemaluan Dindapun menjadi basah
oleh cairan kewanitaannya, Paul
kemudian mencabut jarinya. Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya
terlentang. Setelah itu roknya
disingkapkan keatas
hingga rok itu melingkar dipinggulnya
dan celana dalamnya yang berwarna
putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat
oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah,
sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh
mengitari lobang kemaluannya yang
telah membengkak itu. Dengan
bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu
ditekuknya hingga kedua pahanya
menyentuh ke bagian dada. Wajah
Dinda semakin tegang, tubuhnya
gentar, seragam pramugarinyapun
telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap
melakukan penetrasi ketubuh Dinda. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmm
ppp…. ..”, Dinda menjerit dengan
tubuhnya yang mengejang ketika Paul
mulai menanamkan batang
kemaluannya didalam lobang
kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya,
tubuhnya menggeliat-geliat sementara
Paul terus berusaha menancapkan
seluruh batang kemaluannya. Memang
agak sulit selain Dinda masih perawan,
usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat
sempit. Akhirnya dengan sekuat
tenaganya, Paul berhasil menanamkan
seluruh batang kemaluannya didalam
vagina Dinda. Tubuh Dinda
berguncang- guncang disaat itu karena dia
menangis merasakan sakit dan pedih
tak terkirakan dikemaluannya itu.
Diapun menyadari bahwa malam itu
keperawanannya akhirnya terenggut
oleh Paul. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan
perawan elo !”, bisiknya ketelinga
Dinda. Hujanpun semakin deras, suara
guntur membahana memiawakkan
telinga. Karena ingin mendengar suara
rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu,dibukannya kain
yang sejak tadi menyumpal mulut
Dinda. “Oouuhhh…..baang….saakiitt …
banngg….amp uunn …”, rintih Dinda
dengan suara yang megap- megap.
Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya
memopakan batang kemaluannya
keluar masuk lobang kemaluan Dinda.
“Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh
….ooohhhggh… .”, Dinda merintih-
rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin
menggeliat- geliat. Tidak disadarinya
justru badannya yang menggeliat-geli
at itu malah memancing nafsu Paul,
karena dengan begitu otot-otot
dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul
yang tertanam didalamnya, karenanya
Paul merasa semakin nikmat. Menit-
menitpun berlalu dengan cepat, masih
dengan sekuat tenaga Paul terus
menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena
sekian lamanya Paul menggenjot
tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya
seolah telah hilang, erangan dan
rintihanpun kini melemah, matanya
mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat,
sementara itu bibirnya menganga
mengeluarkan alunan-alunan rintihan
lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…” .
Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di
lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar
biasa banyaknya memenuhi rahim
Dinda. “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Paul
melolong panjang bak srigala,
tubuhnya mengeras dengan kepala
menengadah keatas. Puas sudah dia
menyetubuhi Dinda, rasa puasnya
berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas
dalam menaklukan Dinda, puas dalam
merobek keperawanan Dinda dan
puas dalam memberi pelajaran kepada
gadis 6cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata
yang secara tiba-tiba terbelalak, dia
sadar bahwa pasangannya telah
berejakulasi karena disakannya ada
cairan-cairan hangat yang menyembur
membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu
memenuhi lobang kemaluan Dinda
sampai sampai meluber keluar
membasahi paha dan sprei kasur.
Dinda yang menyadari itu semua, mulai
menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas
Paul merebahkan tubuhnya diatas
tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh
lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul
nampak terguncang-guncang sebagai
akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan
batang kemaluannya tertanam
dilobang kemaluan Dinda, kini Paul
mencabutnya seraya bangkit dari
tubuh Dinda. Badannya berlutut
mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang
nampak sudah melemas itu kembali
sedikit- demi sedikit menegang disaat
merapat kewajah Dinda. Dikala sudah
benar- benar menegang, tangan kanan
Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih
meringis- ringis dan menangis tersedu-
sedu itu, terkejut dengan tindakan
Paul. Terlebih-lebih melihat batang
kemaluan Paul yang telah menegang
itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah
mencekoki mulutnya dengan batang
kemaluannya. Walau Dinda berusaha
berontak namun akhirnya Paul berhasil
menanamkan penisnya itu kemulut
Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan
batang kemaluan Paul yang masih
basah oleh cairan sperma itu. Setelah
itu Paul kembali memopakan batang
kemaluannya didalam rongga mulut
Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-
batuk dan akan muntah. Namun Paul
dengan santainya terus memompakan
keluar masuk didalam mulut Dinda,
sesekali juga dengan gerakan
memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Paul merasakan
kembali kenikmatan di batang
kemaluannya itu mengalir kesekujur
tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli
dirasakannya dibatang kemaluannya.
Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Din ndaaaa…saya
nggg… ..”, Paul mendesah panjang
ketika kembali batang kemaluannya
berejakulasi yang kini dimulut Dinda.
Dengan terbatuk-batuk Dinda
menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnya
tidak banyak namun cukup memenuhi
rongga mulut Dinda hingga meluber
membasahi pipinya. Setelah
memuntahkan spermanya Paul
mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung
muntah-muntah dan batuk-batuk dia
nampak berusaha untuk
mengeluarkan cairan-cairan itu namun
sebagian besar sperma Paul tadi telah
mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Dinda sudah acak-
acakan akan tetapi kecantikannya
masih terlihat, karena memang
kecantikan dirinya adalah kecantikan
yang alami sehingga dalam kondisi
apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan
tubuhnya didinding kasur, Paulpun
menyeringai melihat Dinda yang masih
terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat
sejenak, mengumpulkan kembali
tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda
meringkuk dikasur sambil terisak-isak.
Waktupun berlalu, jam didinding kamar
Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun
menyempatkan diri mengorek-ngorek
isi laci lemari Dinda yang terletak
disamping tempat tidur. Dilihatnya
album foto- foto pribadi milik Dinda,
nampak wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang
anggun dalam pakaian seragam
pramugarinya,nampak cantik juga
dengan baju muslimnya lengkap
dengan jilbab ketika foto bersama
keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah
dihadapannya, setengah badannya
telanjang, kemaluannya nampak
membengkak. Selain itu, ditemukan
pula beberapa lembar uang yang
berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu,
dengan tersenyum Paul memasukkan
itu semua kedalam kantung celana
lusuhnya, “Sambil menyelam minum
air”,batinnya. Setelah
setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati
tubuh Dinda. Diambilnya sebuah
gunting besar yang dia temukan tadi
didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia
melucuti baju seragam pramugari
Dinda satu persatu. Singkatnya kini
tubuh Dinda telah telanjang bulat,
rambutnyapun yang hitam lurus dan
panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga
menambah keindahan menghiasi
punggung Dinda. Sejenak Paul
mengagumi keindahan tubuh Dinda,
kulitnya putih bersih, pinggangnya
ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau
nampak bengkak namun masih terlihat
indah menghias selangkangan Dinda.
Tubuh Dinda nampak penuh dengan
kepasrahan, badannya kembali
tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya.
Sementara itu hujan diluar masih turun
dengan derasnya, udara dingin mulai
masuk kedalam kamar yang tidak
terlalu besar itu. Udara dingin itulah
yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam
lamanya memberi istirahat kepada
batang kemaluannya kini batang
kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda,
“Yaa…ampuunnn bangg…udah
dong….Dinda minta ampunn bangg…
oohhh….”, Dinda nampak memelas
memohon-mohon kepada Paul. Paul
hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda.
Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda
itu hingga dalam posisi tengkurap.
Setelah itu ditariknya
tubuh itu hingga ditepi tempat tidur,
sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih
menempel kasur dipinggiran tempat
tidur, Paulpun berada dibelakang
Dinda dengan posisi menghadap
punggung Dinda. Setelah itu kembali
direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan…. “Aaaaaaaaakkkkh
h………” , Dinda melolong panjang,
badannya mengejang dan terangkat
dari tempat tidur disaat Paul
menanamkan batang kemaluannya
didalam lobang anus Dinda. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah
selangkangannya, dengan agak susah
payah kembali Paul berhasil
menanamkan batang kemaluannya
didalam lobang anus Dinda. Setelah itu
tubuh Dindapun kembali disodok- sodok, kedua tangan Paul meraih
payudara Dinda serta meremas-
remasnya. Setengah jam lamnya Paul
menyodomi Dinda, waktu yang lama
bagi Dinda yang semakin tersiksa itu.
“Eegghhh….aakkhhh….oohhh.. .”, dengan mata merem-melek serta tubuh
tersodok- sodok Dinda merintih- rintih,
sementara itu kedua payudaranya
diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan
mendapatkan klimaks, dengan
gerakan secepat kilat dicabutnya
batang kemaluan itu dari lobang anus
Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu
hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada
diatas tubuh Dinda menghujamkan
batang kemaluannya kembali didalam
vagina Dinda. “Oouuffffhhh……”,Dinda
merintih dikala paul menanamkan
batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan
kemaluannya didalam liang vagina
Dinda “CCREETT….CCRROOOT…
CROOTT. ..”, kembali penis Paul
memuntahkan sperma membasahi
rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah
menjelang, Paul nampak meninggalkan
kamar kost Dinda dengan tersenyum
penuh dengan kemenangan, sebatang
rokok menemaninya dalam
perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota,sementara itu sakunya
penuh dengan lembaran uang dan
perhiasan emas. Entah apa yang akan
terjadi dengan Dinda sang pramugari
cantik imut-imut itu, apakah dia masih
menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati
gadis cantik itu, hal itu bukan
urusannya lagi.



untuk daftar silahkan klik gambar Di bawah ini....^_^

BURUAN GABUNG DAN DAPAT KAN BONUS RATUSAN JUTA....

0 comments:

Post a Comment